SERANG – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya mendadak diusir dari Aula utama Institut Agama Islam Negeri IAIN SMH Banten. Tantowi, sebelumnya diundang diskusi publik keagamaan tentang Penangkal Gerakan Radikalisme oleh Gerakan Pemuda Anti Radikalisme (Gepara) IAIN, Sabtu (13/2/2015).
Sayang, sebelum sempat menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya, Tantowi diminta meninggalkan lokasi oleh Dewan Mahasiswa (Dema) IAIN SMH Banten. Tantowi diminta pergi di lima menit pertama kehadirannya di aula kampus.
“Kami melihat kedatangan Tantowi ke kampus IAIN bukan hanya untuk menghadiri acara semata. Tapi juga didompleng dengan kepentingan politik. Kampus harus bebas dari kepentingan politik,” ungkap Abdul Rosyid, salah seorang mahasiswa dalam orasinya.
Tantowi sempat menemui para mahasiswa yang berorasi dan bermaksud menjelaskan maksud kedatangannya. Namun mahasiswa menolak saat Tantowi meminta waktu dan meminjam pengeras suara. Akhirnya Tantowi meninggalkan lokasi usai memberikan keterangan kepada sejumlah awak media dan batal mengisi acara.
Hadir dalam kegiatan tersebut Rektor IAIN SMH Banten Fauzul Iman, akademisi Suaib Amirudin dan beberapa tamu udangan lainnya.
Tantowi Yahya mengaku kecewa diusir mahasiswa saat akan memaparkan materi bahaya radikalisme pada kalangan muda. Menurutnya, permintaan untuk meninggalkan lokasi tidak perlu dilakukan secara berlebihan.
“Saya kecewa karena tidak bisa memberikan paparan menyeluruh kepada para peserta seminar yang bukan saja mahasiswa tetapi perwakilan masyarakat banten,” ungkap Tantowi Yahya kepada wartawan sesaat sebelum meninggalkan kampus IAIN SMH Banten, Sabtu (13/2/2016).
Ia menjelaskan, dirinya baru saja memaparkan tentang radikalisme. “Ada penolakan dari mahasiswa itu hal biasa, tapi seharusnya mahasiswa lebih dahulu tahu maksud apa yang dilakukan sesorang (dirinya). Ketika saya mahasiswa juga begini, bukan sesuatu yang mengejutkan. Hanya saja ketika saya mahasiswa dulu, mahasiswa itu kan, agen demokrasi. Cikal bakal calon pemimpin bangsa intelektual. Salah satu ciri khas demokrasi itu dialog,” katanya.
(Fauzan Dardiri/Radar Banten)
Seorang awam yang masih terus belajar dan belajar, kemudian berbagi apa yang telah didapatkan dari belajar :)
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Terima kasih berkomentar dan telah menghubungi kami. Silakan cek email ...
selamat pagi, saya tertarik dengan postingan anda tentang membuat gela ...
terima kasih kembali :) ...
© 2018 Moslem Student Community